Implementasi Kurikulum 2013 Masih Bermasalah

20-08-2014 / KOMISI X

Implementasi Kurikulum 2013 dinilai masih diliputi permasalahan. Pasalnya, Kurikulum yang dimulai bertahap dari tahun lalu ini tidak henti-hentinya menuai banyak protes. Selain proses pendistribusian buku yang belum selesai, para guru juga mengeluhkan penerapan kurikulum baru tersebut, pasalnya pelatihan guru belum dilakukan secara menyeluruh.

Anggota Komisi X DPR Jefirstson Riwu Kore juga menilai hal yang sama. Ia menyayangkan implementasi Kurikulum 2013 yang masih membingungkan. Pemerintah sendiri yang menentukan target, tapi realisasinya tidak tercapai. Tahun ini, pemerintah menargetkan distribusi buku dan pelatihan guru dapat diselesaikan. Namun, hingga pertengahan Agustus 2014, masih banyak sekolah yang menerima buku.

“Banyak buku yang belum diterima oleh sekolah. Mungkin karena salah cetak atau distribusinya bermasalah. Target pemerintah, tahun ini buku-buku harus diterima oleh seluruh sekolah di Indonesia. Termasuk pelatihan guru juga belum selesai dilaksanakan,” sesal Jefirstson waktu ditemui usai rapat kerja dengan Kemenparkekraf, di Gedung Nusantara I, Rabu (20/08).

Politisi Demokrat ini menegaskan, hal yang harus segera dikejar adalah penyediaan buku dan pelatihan guru. Namun, sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan malah kelabakan.

“Di satu sekolah, murid sudah mendapat buku, namun gurunya belum. Namun hal sebaliknya malah terjadi di sekolah lain. Itu jadi persoalan utama, ini membingungkan guru dan murid,” imbuhnya.

Hal lain yang menjadi sorotan Politisi dari Dapil Nusa Tenggara Timur ini adalah penambahan jam belajar. Ia mengingatkan pemerintah untuk masalah ini. Kemendikbud mengaku menambah empat sampai enam jam pelajaran setiap minggunya. Mendikbud M. Nuh menyarankan tidak perlu menambah hari belajar, missal dari lima hari menjadi enam hari.

“Soal jam belajar yang bertambah akibat Kurikulum 2013, kami akan mengevaluasi hal itu. Mengingat anak juga membutuhkan waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga. Jangan dipaksakan. Pemerintah harus mempertimbangkan hal itu,” tegas Jefirstson.

Komisi X, tambah Jefirstson, dalam waktu dekat akan segera melakukan raker dengan Mendikbud. Utamanya, akan membasa implementasi Kurikulum 2013. Apalagi, periode Mendikbud M. Nuh menjabat tidak lama lagi, sehingga jangan sampai terkesan meninggalkan masalah kepada pemerintahan yang baru.

“Secara substansi, Kurikulum 2013 sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaannya, itu yang menjadi persoalan dan banyak sekali masalah, dan bahkan kami sudah mendapat laporan dari masyarakat. Hal-hal ini akan kami rapatkan kepada Mendikbud, yang direncanakan minggu depan,” tutup Jefirstson. (sf)/foto:odjie/parle/iw.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...